JEJAK LANGKAH - DOKUMENTER NUSANTARA @PETUNGKRIONO "Surga yang Tersembunyi"



JEJAK LANGKAH - DOKUMENTER NUSANTARA








PETUNGKRIONO – "Surga yang Tersembunyi"

The Journey @ “Negeri Atas Awan”  – by : Iwang Sadewa

perjalanan menuju petungkriono by : iwang sadewa
Ternyata benar kata salah seorang fasilitator yang membantu perjalanan kami, Petungkriono salah satu desa di Pekalongan merupakan hamparan alam yang membuat terkesima & jatuh cinta pada pandangan pertama….,ada banyak hal yang menakjubkan terhampar luas sejauh mata memandang. Lima hari menelusuri salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pekalongan yaitu kecamatan Petungkriono terasa waktu begitu cepat berputar, banyak potensi yang membuat imajinasi keratifku seakan terus dahaga.
take landscape alam petungkriono


panorama alam yg menakjubkan
Sebagian kawasan dari Petungkriono yang belum terjamah seperti rasa cinta yang belum terselesaikan, jika belum dijajaki hingga tuntas. Petungkriono banyak orang disana menjulukinya “Negeri Diatas Awan” Desa subur dikaki Gunung kendalisodo yang terletak diatas ketinggian dikelilingi perbukitan dengan udara sejuk & view yang indah. Sebuah Desa yang tersembunyi di ujung selatan Pekalongan, menghadirkan kesan dan kenangan yang tak terlupakan.
pesawahan (subak) ditepi jalan menuju petung


hutan pinus jalan menuju petungkriono



Petungkriono merupakan kawasan pegunungan dimana sebagian wilayah merupakan daerah dataran tinggi kawasan Dieng bagian utara. Luas wilayah 7.358,523 Ha yang sebagian besar adalah hutan Negara seluas 5.189,507 Ha (84%). Luas pemukiman hanyalah 119,652 Ha (16 %) dari luas wilayah. Kecamatan Petungkriono secara geografis terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Pekalongan dengan batas : Sebelah, Utara berbatasan dengan Kecamatan Talun, Selatan  Kecamatan Wanayasa Kab.Banjarnegara, Timur Kec.BandarKabupaten Batang, Barat Kecamatan Lebakbarang.

Hutan di Petungkriono merupakan daerah kawasan hutan lindung terbaik di Jawa Tengah, selain karena hutannya yang masih sangat luas, disini juga terdapat hutan yang benar-benar masih alami, bisa dikatakan hutannya masih perawan. Juga kontur topografinya yang berbukit-bukit, yang menjadikan kawasan ini terlindungi dari tangan-tangan jail manusia


Let’s begin to destinations !
Untuk mencapai Kecamatan Petungkriono, ada dua sarana tranportasi yaitu dengan naik angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Untuk angkutan umum, dari terminal Pekalongan kita bisa naik bus  jurusan pasar Doro, Dari terminal Pekalongan berkendara selama kurang lebih 60 menit kita akan sampai di pasar Doro. Pasar terakhir yang akan kita jumpai untuk melanjutkan perjalanan menuju Petungkriono, di pasar Doro sebaiknya kita belanja perbekalan secukupnya untuk bekal diperjalanan, karena di pasar Doro ini termasuk pasar tradisional jadi banyak dijumpai pedagang-pedagang jajanan pasar yang rasanya menggugah selera, dari pasar Doro dilanjutkan naik mobil bak terbuka menuju Petungkriono. kendaraan Bak terbuka  yang dikenal dengan sebutan DOPLAK atau istilah trendnya PAJERO (Panas Njobo Njero) yang berarti dalam bahasa jawa "panasnya sampai luar dalem" karena naik angkutan Doplak kita akan berbaur dengan banyak orang mulai dari anak sekolah,  orang yang akan berdagang ke pasar bahkan kadang menyatu dengan hasil alam dan ternak ikut masuk ke atas di mobil "tumplek....plek!",  bisa terbayangkan serunya bukan? apalagi track yang di tempuh berkelok-kelok dan terjal.  
doplak "PAZERO" transportasi andalan dipetung

serunya naek PAZERO

perjalanan dilanjutkan mengikuti jalan aspal ke arah selatan, melewati perkebunan karet milik perhutani. Setelah berkendara sekitar 20 menit sampailah kita di pertigaan jalan, jika ke arah kiri menuju perkebunan teh Jolo Tigo, sedangkan lurus ke arah Petungkriono, dan di pertigaan inilah terdapat gerbang kawasan lindung Petungkriono.
gerbang memasuki petungkriono

Setelah memasuki gerbang kawasan lindung, kita akan melalui jalan aspal dengan kiri-kanan jalan berupa hutan belantara yang masih terjaga keasriannya, dan bisa dikatakan hampir tak tersentuh tangan manusia, karena disepanjang jalur ini tidak diperbolehkan siapapun untuk memanfaatkan hutan sebagai lahan perkebunan atau ladang, apalagi berburu binatang liar.
suasana jalan masuk petung
 Selama perjalanan kita hampir tidak pernah menemui tempat yang lapang dan terang, jika berpapasan dengan kendaraan lain pun kita harus menepi bergantian di tempat yang bisa dilalui dua kendaraan dan harus hati-hati karena sisi kanan jalan terdapat jurang, sisi kiri jalan umumnya tebing perbukitan akan tetapi untuk keseluruhan kondisi jalan selalu dalam keadaan baik dan layak dilalui baik motor maupun mobil roda empat ukuran sedang. untuk Bus dan truk besar tidak memungkinkan lewat jalan ini.
Setelah berkendara sekitar 25 menit melewati rindangnya hutan belantara, kita akan menemui gapura kecil disebelah kiri-kanan jalan, yang menandakan batas hutan alami, dan dilanjutkan memasuki hutan perkebunan atau ladang penduduk.
gapura klasik menuju petungkriono


Jika kita beruntung, kita bisa melihat kera-kera yang bergelantungan di dahan pepohonan, suara burung dan bunyi-bunyian serangga khas pegunungan juga akan selalu kita dengar berdering-dering sepanjang perjalanan dan m
enurut informasi, hutan Petungkriono ini termasuk habitatnya macan kumbang atau macan tutul. 
Setelah terus  melanjutkan perjalanan kita akan memasuki perkampungan penduduk, umumnya jarak dari desa / dusun yang satu ke desa / dusun yang lain sangat jauh dan di pisahkan oleh ladang atau bukit.
Setelah melewati beberapa desa , sawah demi sawah kita akan sampai di pertigaan kecamatan Petungkriono, kita bisa melanjutkan perjalanan ke pusat kecamatan Petungkriono yang tak jauh dari sini. Di kecamatan terdapat kantor Kecamatan, Pos polisi, masjid, warung-warung makan, pertokoan, dan di pertigaannya terdapat tugu monumen perjuangan.
plang petunjuk arah


desa petung

monumen perjuangan

Jika kita hendak ke puncak Kendalisodo, setelah melewati pertigaan kecamatan kita ambil ke kiri. Disana akan ada gang kecil yang ada plang penunjuk jalan menuju puncak gunung Kendalisodo. Dan di kampung ini juga terdapat basecamp-nya.
Puncak Kendalisodo merupakan puncak tertinggi di pegunungan Petung Kriono, juga termasuk puncak tertinggi di Pekalongan. Untuk mencapai puncak tersebut kita membutuhkan waktu kurang lebih 1jam pendakian.
Tapi jika kita mau menuju tempat wisata air terjun curug Muncar dan curug Bajing dari pertigaan kecamatan perjalanan dilanjutkan ke arah kanan jalan mengikuti petunjuk jalan yang sudah tersedia.
Karena pertimbangan waktu kami memilih menuju curug Bajing yang lebih dekat jaraknya.  Jadi untuk saat ini kita hanya bisa ke air terjun.
Perjalanan ke lokasi wisata air terjun, kita akan disuguhi pemandangan ladang-ladang penduduk yang didominasi sayur-sayuran seperti tomat, kol, cabe, wortel, kentang, DLL. Kita juga bisa menikmati padang rumput yang indah serta bukit-bukit yang hijau. 
Setelah perjalanan kurang lebih 15 menit dari pertigaan kecamatan, kita akan sampai di pintu masuk wisata air terjun Curug Bajing.

Ini lah beberapa aset  bagaikan surga yg tersembunyi di Petungkriono :

CURUG SIBEDUG
wawancara pakar kopi desa kayu puring


curug sibedug

Setelah hampir setengah perjalanan dari gerbang masuk desa menuju kecamatan Petungkriono, pertama kali kita akan terpesona melihat air terjun ditepi jalan yaitu Curug Sibedug., 

Curug yang satu ini bisa kamu jumpai di desa Kayupuring, Air Terjun yang letaknya persis di tepi jalan adalah panorama indah pelepas lelah menuju Petungkriono.
Meskipun curug ini tidak terlalu besar, tidak ada salahnya kita mampir sejenak, sembari kongkow melepas lelah sambil menikmati kopi original Petungkriono di kedai kopi bapak CAUS (rasanya bikin betah lama-lama duduk di kedai kopinya karena viewnya langsung ke air terjun sibedug), kopinya diolah secara tradiional dengan peralatan khas sederhana desa kayupuring.

CURUG LAWE "Menyuguhkan pesona eksotis yang menakjubkan"

curug lawe
setelah melanjutkan perjalanan sekitar 15 menit kita akan menjumpai kawasan ekowisata Curug Lawe. Curug yang tersembunyi di dalam lebatnya Hutan Pinus dikaki Gunung Merbota. Curug Lawe berada di tengah hutan hujan tropis yang masih terjaga ke alamiannya, Curug Lawe tepatnya berada di Dusun Cokrowati Desa Kasimpar Kecamatan Petungkriyono. Menuju ke Curug Lawe memang cukup melelahkan, kamu membutuhkan waktu sekitar 40 – 60 menit berjalan kaki dari basecamp.
Di awal perjalanan kamu akan menelusuri hutan pinus yang indah, menyusuri sungai nan jernih juga terdapat beberapa air terjun kecil disepanjang jalan sebelum kamu memasuki kawasan hutan kopi.
view pohon selfi curug lawe
disini juga terdapat Camping Ground bagi yang ingin berpetualang serta terdapat pohon selfi dengan pemandangan yang membuat kita berdecak kagum apalagi jika beruntung, kita dapat menjumpai kawanan Lutung Hitam  dan Owa Jawa yang termasuk habitat asli dari hutan ini.


CURUG BAJING

curug Bajing by : iwang sadewa



Terletak di dusun Kambangan desa Telogopakis, Kecamatan Petungkriono, curug bajing menyuguhkan pemandangan  yang sungguh eksotis. Hanya berjalan 15 menit dari lokasi parkiran, rasa lelahmu  dijamin akan segera terbayar setelah menikmati indahnya panorama di Curug yang satu ini.Lokasi curug bajing ini berada di ketinggian 1.300 mdpl, wajar kalo hawa dingin nan sejuknya akan membuatmu betah berlama-lama disini. Ditambah panorama air terjun yang elok dihiasi aliran air bertingkat dengan batu besar yang membentuk perosotan air, dijamin akan tambah memanjakan mata kamu.

Tracking of Map  to Petungkriono :


mengingat keterbatasan waktu pada akhirnya kami harus segera kembali ke jakarta dan ternyata masih banyak destinasi menarik lainnya yang belum sempat kami singgahi antara lain : 
curug muncar
Curug Muncar terletak di lereng gunung Ragajambangan, tepatnya di desa Curugmuncar, Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan.

Gunung Kendalisodo dan Nikmati Sunrise di Puncak Hanoman.
shoot timelapse @petung by : iwang sadewa
Memiliki ketinggian hingga 1.695 mdpl, Gunung Kendalisodo terletak di Desa Telogohendro Kecamatan Petungkriono. 
Puncak gunung ini terkenal dengan sebutan Puncak Hanamon, butuh waktu sekitar 1 jam bagi kalian yang ingin mendaki sampai ke puncak hanamon. 

Yang terpenting, persiapkan fisik dirimu sebaik-baiknya dan perbekalan secukupnya sebelum mulai mendaki.  Dan ingat selalu jaga kebersihan jangan tinggalkan apapun kecuali jejak-jejak langkah, ya!

Demikian catatan perjalanan saya tentang Petungkriono, semoga bermanfaat'

Selamat menikmati keindahan alam  Petungkriono yang tak kalah Indahnya dengan tempat wisata lain di dunia...' Subhanallah...'

trim's to : 
Mas Haryoko (Failitator Kab. Pekalongan), Pak Wanurya (Kabid. Analisa & Penanggulangan kemiskinan BPMD Kab. Pekalongan), Mas Wawan & Pak Budi (Fasil Kec. Petungkriono), semua pihak yg tidak bisa kami sebutkan semua,  trimakasih atas waktu & informasi yg sangat berharga buat kami, maturnuwuuunnn...'



Salam - @Jejak Langkah Nusantara'

Comments

Post a Comment

Popular Posts