BANGGA MENJADI ASISTEN SUTRADARA
BANGGA MENJADI ASISTEN SUTRADARA
foto by : iwang sadewa |
Ketika kita selesai menonton sebuah film pada akhir film pasti kita selalu
melihat di credit title dari para pekerja film yang ada dibalik layar, salah
satunya nama dan jabatan First Assistant Director dan Second Assistant
Director. Kok mereka bisa sepenting itu? Perannya mereka apa sih buat Director.
Wah pekerjaan mereka itu sangat penting bahkan lebih penting dibandingkan
jabatan seorang cameraman bahkan seorang DOP (Director of Photography). Kenapa?
Tanpa mereka sebuah produksi film tidak akan berjalan lancar. Seorang Asisten
Sutradara memegang peranan sangat penting selama pra-produksi , produksi dan
pasca produksi. Asisten Sutradara tidak hanya membantu Sutradara saja tetapi ia
juga membantu crew lainnya.
Selain itu menjadi seorang asisten sutradara juga ikut memperhatikan sisi administrasi sehingga
departemen produksi dapat selalu
mengetahui perkembangan terbaru dalam proses pengambilan gambar dilapangan.
Astrada juga bertanggung jawab akan kehadiran aktor/aktris walaupun sudah dikerjakan
oleh Talent Coordinator (Telco)
Tugas-tugas Astrada menyebabkan seorang Astrada harus tahu dan paham
kinerja departemen lain sehingga seorang Astrada harus mampu melakukan
komunikasi kerja yang baik dengan departemen-departemen lainnya.
Tugas seorang Astrada dibagi menjadi dua baik secara teknis ataupun
non teknis. Tugas pokok Astrada secara teknis adalah :
- · Menyusun Shooting Schedule
- · Call Sheet
- · Menyiapkan cast
- · Directing Supporting & Extras.
gb 1. contoh breakdown script by : iwang sadewa |
gb.2. contoh timeline produksi by : iwang sadewa |
Secara non teknis, terkait penyusunan Shooting Schedule, seorang Astrada
dituntut mampu mencari input dari berbagai departemen baik kreatif maupun
manajemen gunanya adalah agar dapat merangkai waktu terbaik shooting. Seperti
contoh:
Astrada harus dapat menyusun jadwal take terbaik pada saat ada permintaan:
·
Sutradara memprioritaskan mood pada
tingkat kerumitan adegan, sementara
·
DOP mengingatkan kondisi pencahayaan
pagi dan siang, sementara
· Art Director memerlukan waktu yang cukup
untuk mengerjakan set, property dan lain-lain, sementara Asisten Produser /
Manajer lokasi menekankan terbatasnya ijin waktu dan tempat dan seterusnya.
· Tugas Non teknis lain Astrada adalah
mengatur tempo kerja (filming progress) dan melakukan cek ulang tiap-tiap unit
agar siap untuk take selanjutnya (maintaining order).
ASISTEN
SUTRADARA - Astrada
Dalam susunan hirarki SOP (Standar
Operasional Produksi), asisten sutradara itu ada 3.
1. Asisten sutradara yang mengatur
waktu/penjadwalan.
2. Asisten sutradara yang mengatur
acting, bloking dan moving di sett
3. Asisten sutradara yang mengatur
kontinuiti adegan / Sript Continuty
gb.3. contoh callsheet |
gb.4. contoh form scirpt continuity repport by : iwang sadewa |
Orang biasa menyebut astrada 1,
astrada 2, dan astrada 3. Tapi ada juga beberapa kelompok yang kesemuanya itu
dijadikan satu. Artinya tidak ada astrada 1, astrada 2, dan astrada 3 tapi
hanya satu astrada, yang mengurusi itu semua.
Di sini saya akan mengulas tentang
tugas astrada secara keseluruhan, ini sesuai dengan pengalamanku sebagai
astrada.
Astarada, dia adalah orang yang
mengatur jadwal shooting selama shooting itu berlangsung. Selain jadwal
shooting ia juga akan membuat breakdown scene dan calling sheet.
Setelah naskah final diterima dari sutradara ia langsung MEMBREAKDOWN
SCRIPT /menganalisa, per-scene (tempat, aktor, property, wardrobe, make up, adegan,
dll) setelah semuanya sudah terperinci lalu setiap scene di buatkan kolom
sendiri-sendiri dari lokasi, aktor, Wardrobe/Make Up, property, dll. Lalu
seorang astrada akan menyusun, adegan mana yang akan dieksekusi untuk pertama
kalinya. Setelah ia sudah membuat urutan tempat. Ia langsung membuat urutan
adegan di dalam tempat itu. Seorang Astrada (Asisten Sutradara) harus jeli
melihat efisiensi waktu dalam bekerja. Dan tentunya akan selalu berkordinasi dengan
sutradara hal adegan apakah adegan ini akan lama karna beritmbang dengan
pengadaan efek lain (suara, visual, dll), kedua ia akan bertanya pada unit
manager, ia adalah orang yang mengurusi tempat. Dari penggunaan waktu tempat,
sewa, atau hal lain. Ketiga ia akan bertemu DOP (Director of Photography)
apabila adegan ini akan diambil pada waktu sore hari misalnya apakah aman, aman
di sini berarti apakah bisa apabila adegan dalam naskah/skenario keterangan
waktunya pagi hari, sedangkan kita akan mengambilnya sore. Itu juga
dipertimbangkan pada terletak dimana matahari pada waktu itu. Karna DOP
memiliki kepekaan terhadap cahaya.
Setelah beberapa pertimbangan didapat ia langsung
menyusun ulang jadwal. Setelah itu semua sudah tersusun sesuai dengan kebutuhan.
Ia lalu membuat membuat calling sheet. Calling sheet adalah panggilan untuk
aktor/aktris yang akan berakting pada waktu itu. Kapan ia harus datang,
membutuhkan make up berapa lama, dan pukul berapa ia akan diambil gambarnya.
Hal itu dilakukan agar dalam pelaksanaan shooting tidak terjadi; terlalu lama
menunggu pada aktor, tim make up bingung aktor mana dulu yang akan di make up,
dan segala kekacauan yang menyangkut di dalam waktu shoting. Setelah semuanya
jadi, ia akan membagikanya ke semua departemen (penyutradaraan, kamera,
artistik, dan manageman).
SHOOTING DAY
Astrada bersiap dengan beberapa lembar kertas
(rundown/shooting schedule, breakdown, calling sheet, story board). Setelah
sampai di lokasi pertama dan semuanya sudah siap (aktor sudah datang sesuai
jadwal yang tertulis di calling sheet), ia langsung memberi informasi kembali
(karna ada sebagian orang yang jarang sekali membaca rundown/shooting schedule
produksi)ke seluruh departemen bahwa Sene berapa yang akan kita take pertama
kali. Di samping beberapa orang dari tim artistik membuat setting yang
diinginkan, ia juga sibuk dengan mengarahkan pemain (blocking, moving, dialog,
emosi). Setelah semuanya sudah siap ia akan order ke sutradara kalau semuanya
siap untuk take 1. Camera… roll… action….. cut. Apabila dalam pengambilan
adegan tersebut take 1 lancar, itu akan
menyingkat waktu. Bagaimana jika tidak?? Cut…cut…cut… ulang” astrada akan
langsung bertanya pada sutradara, bagian mana yang kurang. Apabila pada make
up, ia langsung memanggil tim make up untuk segera merapikanya, begitu juga
apabila ada kekurangan dengan tim yang lainya. All crew stand by… Camera…
Rolling… and Action…. Cut, bungkus. Next Shoot or Scene
Setelah adegan terebut take 1 selesai. Biasanya tim
setting akan betanya “Setelah ini di mana?”. Maka astrada langsung dengan yakin
menjawab, “Lihat dong jadwalnya!!!” jangan, jangan lakukan hal itu dalam
keadaan produksi, karna di dalam produksi semua crew jarang yang dapat berpikir
dengan tenang. Maka yang kita lakukan adalah, memberi tahu di mana tempat
selajutnya. Agar tim setting dapat menyiapkan beberapa properti kebutuhan yang
akan di ambil gambarnya.
Tidak mudah bukan menjadi seorang Asisten Sutradara, nah buat kamu yang
berminat menjadi Astrada ada tips and triknya nih.
·
STAMINA – olahraga sehingga stamina
fisik kuat, terutama bagian kaki.
·
BERLATIH MENGHITUNG WAKTU – sangat
berguna untuk menyusun shooting schedule.
·
BIASAKAN MENCATAT – catat hal sekecil
apapun.
·
KOMUNIKASI – berlatih menyampaikan
sesuatu secara EFISIEN dan EFEKTIF.
· TEGAS dan PEDE – dalam menyampaikan
sebuah keputusan di lapangan, agar kru tidak ragu menjalankannya.
· SABAR dan TEGAR – Garis bawahi, bahwa
pekerja film umumnya sulit menahan mulut untuk tidak berkomentar .
·
CHECK and RECHECK – biasakan bertanya
untuk mengecek ulang.
Tertarik dengan dunia sinema?
RUMAH POLOS menggelar Diskusi & Workshop Film juga Loh! Bagi yg berminat bergabung segera
hub : RUMAH POLOS Kamu bisa wujudkan impian kamu menjadi Movie Maker.
Semoga Bermanfaat - Salam - SEMANGAT INDIE !
Terima kasih atas pemberitahuannya☺👏😄
ReplyDeleteIya smoga bermanfaat info sederhana ini, trim's
DeleteMantaaap banh
ReplyDelete