Teknik Sederhana dalam Penulisan Skenario

Langkah-Langkah Sederhana Dalam Penulisan Skenario
By : Iwang Sadewa

Prolog
Pembuatan sebuah film harus direncanakan sematang mungkin. Salah satu bagian dari produksi film yang terpenting adalah penulisan skenario. Skenario termasuk unsur yang dibutuhkan paling awal sebagai rancangan membuat film. Ketika sebuah skenario telah selesai, maka sebenarnya film telah selesai dibuat pula dalam bentuk tertulis.

Lantas bagaimana cara menulis skenario? Berikut ini akan dipaparkan teknik menulis skenario yang diambil pengalaman pribadi penulis dan di padukan dari beberapa sumber.


Pertama ingin diketahui oleh orang yang ingin membuat skenario untuk film adalah langkah pertama. Apa sih yang paling pertama dilakukan dalam membuat skenario?
berikut adalah tahapan dan langkah-langkah sederhana dalam menulis skenario ;


IDE CERITA
Film itu sebuah cerita bergambar dan bersuara. Karena sebuah cerita, jadi kamu harus punya cerita yang dianggap menarik untuk difilmkan. Dari mana datangnya ide? Ide banyak. Ada di mana-mana. Tinggal kamu buka lebar-lebar semua indera kamu. Kamu bakal mendengar, merasa, melihat, mengecap, dan mencium ide.
Contohnya:
Tentang seorang pemuda selalu gagal dalam mencari pacar atau tentang seorang anak yang hidup di lingkungan kumuh tetapi memiliki mimpi besar membangun lingkungannya.


SUMBER INSPIRASI MENENTUKAN IDE CERITA
Jika kita peka pada dasarnya sumber inspirasi sudah ada di mana-mana, tinggal kita harus lebih kreative dalam mengembangkannya. Sumber Inspirasi yang bisa di jadikan ide cerita :
Musik, Olahraga, Peristiwa Berkesan, artikel majalah/koran, Cerita Rakyat, Khayalan, kriminalitas, komik, perang, Lingkungan Sekitar




SINOPSIS
Sekalipun film dan cerpen atau novel sama-sama sebuah cerita, tetapi ada perbedaan. Perbedaannya pada medium yang digunakan. Seperti disebutkan pada nomor satu, film menggunakan medium gambar dan suara. Sedangkan cerpen dan novel menggunakan medium teks.
Sementara sinopsis sendiri memiliki arti penting dalam pembuatan skenario, yaitu sebagai pijakan. Kita akan kesusahan bikin skenario bila kita tidak tahu sinopsis ceritanya. Akan sama sulitnya kita akan bikin sinopsis bila tidak punya ide cerita.
Bila yang kamu bikin bukan film lepas (FTV/layar lebar), melainkan sinetron, maka selain menyiapkan sinopsis global, kamu juga harus menyiapkan sinopsis per episode yang tentu saja lebih detail dibanding dengan sinopsis global.


TENTUKAN LOGLINE/PREMIS
Logline atau premis bertujuan untuk memperjelas film apa yang kamu buat. Logline sejenis iklan. Logline yang bagus akan menarik orang untuk menonton film yang kita buat. Agar mudah membuat logline, Richard Krevolin memberikan pola kalimat sebagai berikut: bagaimana jika…… dan kemudian……. Contoh: bagaimana jika orang yang kamu siksa adalah orang yang akan menolong kamu dan kamu tidak tahu. Kalimatnya dibikin sederhana menjadi: yang kamu siksa adalah penolongmu yang tidak kamu ketahui.
Untuk lebih jelas tentang logline, kamu bisa melihat cover-cover film. Di sana ada kalimat-kalimat yang menarik. Itulah logline atau premis.


SUSUN TREATHMENT
Treatmen ini pembabakan. Sebuah film umumnya tiga babak. Sinopsis itu harus dipecah ke dalam tiga babak ini. Babak pertama sebagai pengenalan seting, tokoh, dan awal masalahnya. Babak kedua sebagai bagian berkecamuknya masalah (Konflik). Babak ketiga sebagai penyelesaiannya.
Yang tiga babak ini disebut dengan struktur tiga babak (tree acts structure). Ada juga yang disebut struktur sembilan babak (nine acts structure), sebagai pengembangan dari yang tiga babak. Yang sembilan babak ini terdiri dari:
Babak 1: kejadian buruk menimpa orang lain. •
babak 2: pengenalan tokoh utama (protagonis). •
Babak 3: kejadian buruk menimpa protagonis, atau terlibat/dilibatkan kepada masalah orang lain pada babak 1. •
Babak 4: protagonis dan antagonis •
Babab 5: protagonis berusaha keluar dari masalah •
Babak 6: protagonis salah mengambil jalan •
Babak 7: protagonis mendapat pertolongan •
Babak 8: protagonis berusaha keluar dari masalah lagi •
Babak 9: protagonis dan antagonis berperang, menyelesaikan masalahnya •


Menyusun SKENARIO - SCENE by SCENE
Scene atau scene heading merupakan informasi tentang adegan. Scene heading umumnya terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. INT singkatan dari interior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan. sedangkan EXT singkatan dari exterior digunakan apabila pengambilan gambar dilakukan di luar ruangan. Adapun bentuk scene heading adalah sebagai berikut :

1. INT. RUMAH BOBON – MALAM
ACTION
Action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk Scene 1 dapat ditulis sebagai berikut :

INT. RUMAH BOBON – PAGI
Bobon sedang memasukan beberapa barang-barang ke dalam sebuah tas berukuran besar
 
DIALOG & PARENTHETICAL
Dialog adalah kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh karakter dalam adegan. Sedangkan parenthetical adalah pentunjuk aksi atau ekspresi yang harus dilakukan oleh karakter dalam mengucapkan dialog. Misalnya emosi, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, dan sebagainya. Adapun dialog yang mengiringi perjalanan scene yang menunjukkan suara hati atau pikiran dari karakter tanpa melafalkan dialog digunakan istilah Voice Over (V.O), sedangkan dialog tanpa menampilkan karakter dalam adegan digunakan istilah Off Screen (O.S). Contoh dialog dan parenthetical adalah sebagai berikut :
1. INT. RUMAH  BOBON .PAGI
Bobon sedang merapihkan beberapa helai pakaian kemudian dia masukan kedalam tas besar, setelah selesai Bobon membuka dompet yang di ambil dari balik saku celananya dan mengeluarkan secarik kertas lusuh berisikan alamat Tono sahabatnya di jakarta lalu dengan mantap Bobon melangkah keluar rumah.

(V.O)

Hidup ini harus punya mimpi. Mimipi itu akan dapat terwujud jika kita terus berusaha menggapainya. Aku atau siapapun tak akan pernah tahu tentang nasib seseorang, kenapa orang-orang masih punya alasan untuk bersedih. Bukankah hidup ini sudah susah? Sudah tau betapa susahnya hidup tetapi banyak dari mereka tidak mau berusaha. Lebih baik kita berbuat daripada hanya berpangku tangan dan berkomentar......, akan kutaklukan jakarta.


ATURAN BAKU
Dalam menulis skenario terdapat beberapa aturan baku, di antaranya:
1. Font Courier New
2. Ukuran/size 12.
3. Spasi satu (1). Bukan satu setengah, bukan dua

Ketiga format dasar di atas ada hubungannya dengan durasi film. Secara internasional sudah diakui bahwa dengan font courier new, size 12 dan spasi 1, maka satu halaman skenario sama dengan satu menit film. 120 halaman skenario = 120 menit film, atau dua jam.

Pernyataan ini pun sebenarnya masih tergantung juga pada seberapa detil penjelasan visual di skenario tersebut, dan berapa perbandingan antara penjelasan visual/action, dengan dialognya.


SEMOGA BERMANFAAT

Lubangbuaya 140816 - iwang.polospro@gmail.com

Comments

Popular Posts